Pasuruan | Kabarjatim.id – Menggelar aksi damai di komplek perkantoran Pemkab Pasuruan dan Gedung DPRD Kabupaten Pasuruan merupakan bentuk kekecewaan dari warga di 4 desa yang ada di 2 kecamatan.
Desa Tambakan, Kecamatan Bangil dan Desa Cangkringmalang, Kedungringin, Kedungboto dari Kecamatan Beji. Keempat desa tersebut kecewa lantaran tidak ada kepedulian dari pihak Pemkab Pasuruan atas sungai wrati yang kian hari kondisinya sangat memprihatinkan.
Puluhan orang dari perwakilan empat desa tersebut menggelar aksi dengan membawa enceng gondok dan di tumpahkan di halaman kantor Dinas Sumber Daya Air (Pengairan) yang berada di komplek Perkantoran Raci dan halaman Gedung Dewan Kabupaten Pasuruan. Rabu (7/12/2022).
Henry, kordinator forum DAS Wrati, menjelaskan warga dan beberapa perusahaan yang ada di wilayah Kecamatan Beji pada 24 Oktober hingga 4 Nopember 2022 kemarin telah gotongroyong membersihkan kali wrati dari enceng gondok yang menutupi sungai sepanjang kurang lebih 7km.
Namun, karena keterbatasan anggaran (uang urunan bersama), Henry melanjutkan, akhirnya giat pembersihan terhenti.
Menyikapi hal itu, kami (Forum DAS Wrati) mengirim surat pada pihak legislatif dan eksekutif yang berisi bantuan pembersihan sungai wrati.
Lagi-lagi kami dikecewakan dengan tidak adanya respon dari keduanya (legislatif dan eksekutif) utama pada pihak Dinas Sumber Daya Air (Pengairan)Pemkab Pasuruan.
“Aksi ini bentuk kekecewaan kami pada executif dan legislatif, yang tidak ada kepedulian dengan warga 4 desa,” ucap Henry Ki Demang koordinator aksi.
Kasus sungai wrati ini sejatinya dari tahun ke tahun tetap saja sedemikian rupa, yakni banjir luapan sungai, enceng gondok dan bau busuk menyengat.
Masih menurut Henry, pihak Pemkab Pasuruan tidak mencari solusi untuk mengatasi hal tersebut dan hanya diam saja. Dan yang paling membuat kami mengelus dada yaitu adanya anggaran pada RAPD 2023 untuk pembangunan “kandang” Damkar Rp.25milyar. Sementara permintaan normalisasi dan pembersihan sungai wrati tak pernah tersentuh.
“Untuk itu dari 4 kepala desa di bantaran sungai wrati (Cangkringmalang, Kedungringin, Kedungboto, Tambakan) telah sepakat jika dalam 3×24 jam tidak ada action pembersihan sungai wrati, maka meminta kepada Bupati dan DPRD Kab.Pasuruan untuk melepas empat desa pindah ke Pemkab Sidoarjo,” ulas Ki Demang sapaan akrab koordinator aksi.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Kab.Pasuruan H.Rusdi Sutejo yang di dampingi anggotanya Ilyas (Gerindra), Arifin (PDIP), Najib (PKS) dan Mahdi Haris (Golkar) berjanji dihadapan para warga, akan menekan serta mewajibkan pihak terkait agar segera membersihkan sungai wrati pada minggu depan.
Dari data yang ada, setidaknya dalam 20 tahun terakhir empat desa yang ada dibantaran sungai wrati tersebut, selalu menjadi langganan banjir saat musim penghujan. Bahkan ditahun 2019 lalu, banjir mencapai ketinggian dada orang dewasa.(hil/tim)