Pasuruan | Kabarjatim.id – Kebutuhan guru penggerak di Kabupaten Pasuruan masih cukup tinggi. Mengingat sertifikasi tersebut merupakan salah satu yang dipersyaratkan untuk bisa menduduki posisi kepala sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan Tri Agus Budiharto mengaku terus mendorong para guru untuk mengikuti sertifikasi guru penggerak. Menurutnya, selama ini minat para guru untuk mengikuti program itu terbilang sudah cukup tinggi. “Kalau minat guru sangat tinggi. Hanya saja, memang pendaftarannya sangat selektif,” kata Tri.
Sampai berlangsungnya program guru penggerak angkatan tujuh, total ada 85 guru penggerak di Kabupaten Pasuruan. Mereka juga sudah diangkat menjadi kepala sekolah. Namun sebenarnya, jumlah itu baru sebagian kecil. Sebab kebutuhan kepala sekolah justru lebih banyak dari ketersediaan guru penggerak.
Di jenjang SD saja, ada 652 kepala sekolah. Diantaranya ada 38 kepala sekolah yang kosong. Sedangkan di SMP, ada 63 kepala sekolah. Kekosongan sejumlah kepala sekolah itu dikarenakan beberapa hal. Seperti memasuki masa pensiun atau meninggal.
“Tentunya kekosongan yang ada saat ini kami harapkan bisa terisi dengan guru penggerak yang sekarang ikut program angkatan sembilan,” imbuhnya Tri.
Tri menyebut, selama kuota guru penggerak belum mencukupi seluruh kebutuhan, pihaknya mengutamakan guru senior untuk menjadi kepala sekolah. Namun, tetap dengan batasan. Mereka hanya bisa menjabat selama satu periode atau empat tahun.
“Sehingga untuk bisa melanjutkan jabatan kepala sekolah, syaratnya ya tetap harus lolos sertifikasi guru penggerak,” tuturnya (Hil)