Tahun 2022 adalah Tahun Pembuktian. Ini Kata Ketum PB PMII

Jakarta – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo mengadakan pertemuan dengan beberapa organisasi kepemudaan yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus, Selasa (11/1/2022).

Dalam pertemuan tersebut Bamsoet mengajak agar generasi muda harus bisa menjaga dan memperkuat nilai keindonesiaan dari gempuran asing.
“Menunjukan kolaborasi yang erat antara MPR RI dengan organisasi kemahasiswaan dalam memperkuat imunitas bangsa agar memiliki kekebalan dalam menghalau nilai-nilai asing yang mengancam jati diri dan karakter keIndonesiaan,” kata Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (11/1/2022).

Menanggapi ajakan Ketua MPR tersebut, Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri menyoroti banyak hal. Diantaranya yaitu krisis ekonomi pasca pandemi, agenda presidensi G20, aturan dana abadi Pendidikan, dan isu demokrasi beberapa waktu belakangan ini.

Pria kelahiran Cirebon ini menjelaskan bahwa dalam kondisi pasca pandemi, pemulihan ekonomi merupakan tantangan besar bagi Indonesia, namun kita harus tetap optimis membangun ekonomi bangsa.

“Tahun 2021 lalu, kita masih menghadapi tantangan yang begitu berat. Daya resiliensi kita diuji dengan lonjakan kasus yang naik signifikan hingga ancaman krisis yang kita hadapi. Namun, kita berhasil bangkit dan keluar dari jeratan krisis. Keberhasilan Indonesia dan banyak negara lainnya dalam mengendalikan kasus Covid-19 telah menimbulkan sinyal positif bagi pemulihan ekonomi negara. Bahkan, ekonomi global diproyeksikan dapat tumbuh di kisaran 4,3 persen hingga 4,9 persen pada tahun 2022,” ujar Muhammad Abdullah Syukri di Gedung MPR (11/1/2022).

Lebih dari itu, lulusan Jerman ini juga menyebutkan bahwa Indonesia harus optimis menyambut momentum Presidensi G20.

“Penunjukkan Indonesia sebagai Presidensi G20 membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis ekonomi di tengah pandemi. Ini merupakan momentum bagi Indonesia untuk unjuk gigi memimpin pemulihan ekonomi dunia. Lebih dari itu, ini sekaligus menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki memiliki kemampuan yang tidak kalah dengan negara maju dalam manajemen dan peningkatan ekonomi,” imbuh alumni Jerman tersebut.

Ia juga menambahkan bahwa kita PB PMII akan bersatu gotong royong bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk melakukan mitigasi lonjakan Covid. Jika Covid-19 ini terkendali, tidak menutup kemungkinan ekonomi Indonesia akan mengalami tren positif.

“Maka dari itu, arahan Presiden Joko Widodo terkait kesehatan menjadi hal yang patur difikirkan. Hal utama yang akan dilakukan adalah memastikan distribusi vaksin Covid-19 secara merata. PMII menjadi garda terdepan bersama Kapolri untuk memastikan distribusi vaksin agar tepat sasaran dan merata. PMII akan senantiasa berkomitmen membantu pemerintah untuk memastikan vaksinasi dapat mencapai target yang diharapkan, terlebih hal ini sudah dilakukan sejak tahun 2021 lalu. Apabila Covid-19 ini terkendali, jelas ekonomi Indonesia akan mengalami trend positif dan kepercayaan dunia akan semakin meningkat,” tambah Abdullah Syukri.

Terkait dana abadi Pendidikan, Ketua Umum PB PMII ini memberikan apresiasi besar kepada Presiden Joko Widodo.

“Kami PB PMII sangat mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang telah merevisi aturan dana abadi pendidikan yang saat ini mencakup soal penggunaan dana abadi pondok pesantren. Dana abadi pesantren sekarang dapat digunakan untuk beberapa program layanan seperti beasiswa gelar dan non-gelar, peningkatan kompetensi gelar dan nongelar hingga pendanaan riset. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kami para santri. Ini menjadi tantangan bagi kami untuk membuktikan bahwa PMII dan pesantren akan berkomitmen mencetak santri-santri yang inovatif,” tandas Ketua Umum PB PMII tersebut.
Dalam penutupan pidatonya di gedung MPR, Abdullah Syukri juga memberikan sorotan terhadap isu tiga priode yang sedang menjadi perbincangan publik dalam beberapa hari ini.

“Tahun 2022 menjadi momentum awal tahun politik dengan dimulainya banyak hal, seperti mengawal proses rekrutmen penyelenggara Pemilu. Kami mendorong DPR RI pada proses fit n proper test untuk memperhatikan aspek representasi kelompok dan keberimbangan. Artinya, harus berimbang antara kelompok NU, Muhammadiyah, Nasionalis dan Kelompok Perempuan sehingga tercipta prinsip adil dan setara dalam kelembagaan Pemilu. Selain itu, menolak dengan tegas isu amandemen UUD 1945 dan perpanjangan periode jabatan presiden. Jangan sampai pandemi Covid-19 dapat menjadi preseden atas kebangkitan otoritarianisme,” sambung pria yang akrab disaba Gus Abe tersebut.

Alumni Universitas Brawijaya tersebut juga menambahkan bahwa PB PMII akan terus perkuat komunikasi dengan diaspora kader PMII di berbagai bidang yang berkaitan dengan politik.

“PB PMII juga berkomitmen untuk memperkuat kelembagaan partai politik dengan membangun komunikasi aktif dengan diaspora kader PMII di berbagai bidang yang berkaitan dengan politik. Kami juga mendorong ambang batas parlemen tetap 4% karena kami nilai rasional dan menyehatkan kehidupan parpol dan demokrasi di Indonesia. Tidak hanya itu, kami PB PMII dengan tegas menolak amandemen UUD 1945 dan perpanjangan periode jabatan presiden karna dapat merusak marwah demokrasi,” pungkas Ketua Umum PB PMII tersebut.

Selanjutnya, Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri mengungkapkan bahwa tahun 2022 ini adalah tahun pembuktian bagi kita semua. Pembuktian bahwa kita memiliki daya resiliensi yang tinggi untuk menghadapi Covid 19 dan pembuktian bahwa Indonesia mampu untuk bergerak maju dan mendunia.

“Tahun 2022 adalah tahun pembuktian. Mari kita gotong royong bersama-sama untuk membuktikan bahwa Indonesia mampu untuk maju dan mendunia” tutup Abdullah Syukri

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *