Kabarjatim.id | Pasuruan – Di Jawa, tradisi lebaran ketupat di jalankan rutin setiap tahunya.
Lebaran ketupat sebenarnya bukan perayaan wajib bagi umat Islam, karena dalam Islam hanya ada 2 Lebaran wajib yaitu Idul fitri dan Idul Adha.
Lebaran Ketupat umumnya diperingati pada 8 Syawal, seminggu setelah perayaan Idul Fitri pada 1 Syawal.
Lebaran Ketupat diselenggarakan setelah umat muslim menjalankan puasa Syawal selama 6 hari. Umumnya puasa Syawal dimulai pada tanggal 2-7 Syawal. Kemudian pada 8 Syawal diperingati lah Lebaran Ketupat.
Berikut makna daripada Lebaran ketupat yang merupakan perayaan lebaran dimana pada momentum tersebut dikhususkan menyajikan ketupat sebagai hidangan utama.
Dalam bahasa Jawa, ketupat atau kupat merupakan akronim (singkatan) dari kata “ngaku lepat” yang bermakna mengaku salah. Ketupat atau kupat juga merupakan bentuk jamak dari kafi yaitu kata “kuffat” yang bermakna cukup.
Ketupat atau kupat juga merupakan akronim dari kata “laku papat” yang bermakna empat tindakan, meliputi:
Lebaran
Lebaran berasal dari kata “lebar” yang bermakna selesai atau berakhir. Lebaran menandakan sudah berakhirnya waktu menjalankan puasa Ramadhan.
Luberan
Luberan berasal dari kata “luber” yang bermakna meluap atau melimpah. Luberan menandakan ajakan untuk saling berbagi rezeki atau bersedekah.
Leburan
Leburan berasal dari kata ”lebur” yang bermakna melebur atau menghilangkan. Leburan menandakan memohon maaf dan menghilangkan segala dosa.
Laburan
Laburan berasal dari kata “labur” yang bermakna memutihkan atau menjernihkan. Laburan menandakan menyucikan hati.
Ketupat terbuat dari daun kelapa muda yang dianyam dan dalam bahasa Jawa disebut janur. Janur juga dapat diartikan sebagai akronim dari kata “jatining nur” yang bermakna hati nurani.
Hidangan ketupat merupakan simbol dari pernyataan saling memaafkan di antara umat muslim. Itulah sebabnya mengapa di momentum lebaran sudah pasti banyak masyarakat yang menyajikan ketupat sebagai hidangan khas lebaran.
Sejarah Lebaran Ketupat pertama kali dikenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu anggota Wali Songo. Kemudian Lebaran Ketupat menjadi sebuah tradisi yang rutin dijalankan oleh masyarakat Jawa setiap tahun.
Pada zaman dahulu Lebaran Ketupat tidak dirayakan secara besar-besaran seperti saat ini, namun hanya diperingati oleh lingkup keluarga saja.
Seiring berkembangnya zaman, Lebaran Ketupat menjadi sebuah tradisi masyarakat Jawa yang rutin dirayakan setiap tahunnya. Bahkan, ada beberapa daerah yang merayakan Lebaran Ketupat dalam wujud sebuah parade atau kirab budaya.
(Sumber : dari berbagai sumber)