Islam merupakan agama Radikal dan Terbelakang?

Islam merupakan agama dengan pemeluk terbesar dan sempurna? Lalu kenapa banyak negara islam yang tertinggal, terlilit hutang. Kitab Al-quran merupakan kitab yang paling orisinil dan kesempurnaan Nabi-nabi serta ajarannya? Dimana negara islam yang bebas korupsi yang dapat dijadikan contoh?
Pertanyaan di atas seolah-olah membuat penulis menjadi pembenci umat islam? Ataupun pesimis terhadap umat islam? Menurut penulis hal ini menjadi masalah dan perenungan setiap umat muslim secara universal.
Lalu Benarkah umat islam terbelakang?
Syekh Muhammad abduh merupakan salah satu pemikir muslim yang berasal dari mesir yang menggagas modernisme islam yakni menentang ekspansi Eropa di dunia islam. Teologi pemikiran beliau ialah Islam merupakan agama yang rasional dan sejalan dengan akal dan dia berpendapat bahwa dengan rasional seseorang menjadi orang yang iman sejati lalu munculah konsep Rasionalisme dalam Islam, Hal ini karena beliau percaya bahwa akal memiliki posisi paling atas dalam beriman kepada agama islam.

Sebenarnya jika kita melihat nilai ajaran agama islam secara nilai universal kaum non-islam atau bahkan yang tidak beragama lebih islam dibandingkan kebanyakan muslim. Contoh di jepang, mungkin mereka kafir karena tidak menyembah allah namun ada nilai islam yang dijalankan dalam kehidupan mereka.

Seperti disiplin yang justru membuat kita lebih terbelakang. Islam yang kehilangan jati diri merupakan istilah yang sangat tepat jika kita masih melihat beranggapan agama islam itu jauh dari revolusi industri serta revolusi keilmuan lainnya.
Jika kita melihat jauh kedalam sejarah revolusi industri serta penemuan lainnya, Banyak penemuan yang ditemukan oleh para ulama atau tokoh islam terdahulu.

Kita sebagai bagian dari umat islam memiliki banyak tokoh pencetus moderenisasi dalam segala aspek ilmu, Ibnu sina (Kedokteran modern), Al kawarizmi pelopor al jabar, Fatima al fihri pendiri univeritas pertama di dunia, Al Jazari Pelopor konsep hidropolik (Cikal baka robot),Al-farabi tokoh logika, Al Biruni tokoh Peneliti astronomi, matematika, filsafat, sejarah dan farmasi. Beberapa tokoh di atas ini hanyalah sebagian dari yang penulis paparkan, Jika kita melihat tokoh di atas apakah benar islam terbelakang? Sebenarnya untuk menjawab pertanyaan ini hampir sama dalam menjawab permasalahan islam radikal.

Islam radikal? Sebelum ke pembahasan kita perlu menelaah kalimat Radikal Itu sendiri, Kata radikal jika dalam konteks bahasa bermakna sebuah ekspresi yang menginginkan perubahan sosial ataupun politik secara massif. Namun jika kata radikal di awali dengan agama memiliki sikap intoleransi yang berujung pada sebuah aksi dan sebenarnya dapat terjadi pada setiap agama. Ide-ide radikal sering muncul dalam kaitannya dengan arena politik.

Apalagi ide ini sering dikaitkan dengan pandangan ekstrim dan keinginan untuk perubahan sosial yang cepat. Radikalisme merupakan istilah yang sangat luas, Ada banyak definisi radikalisme. Salah satu penjelasan radikalisme adalah pemikiran bahwa radikalisme dapat mempengaruhi situasi sosial politik suatu negara. Radikalisme kini erat kaitannya dengan istilah radikalisme dan terorisme. Disaat kata radikal di awali agama menjadi sebuah sikap intoleransi dan merubah sebuah intensitas citra agama yang pada dasarnya indah dan damai.

Islam diantara Damai dan stigma
Islam adalah ajaran agama yang menuntut kebenaran dan nilai-nilai universal. Kebenaran diyakini dan dipraktekkan oleh semua tim Muslim dan meluas ke Dakwah. Islam disebarkan bukan dengan paksaan atau kekuatan fisik, kekuatan pedang dan senjata, tetapi dengan kekuatan lidah dan keindahan tindakan Islam sendiri. Islam mengajarkan keseimbangan dan keselarasan antara kemajuan intelektual dan spiritual. Jika ajaran Islam berhasil dijalankan oleh pemeluknya, maka tidak akan ada perpecahan, intoleransi, dan kejahatan terhadap kemanusiaan.


“Al Islamu mahjuubun bil muslimiin”
Pernyataan ini dikutip dari Syeikh Muhammad Abduh yang artinya Islam tertutup oleh umatnya yang tidak mencerminkan perilaku dari islam itu sendiri. Kita bisa melihat dengan jelas dari tahun ke tahun mengenai isu terorisme yang mengatasi namakan ketaqwaan terhadap Allah SWT yang berujung pada tindakan Radikalis serta Islamisasi.

Bahkan pernyataan dari beliau dapat kita lihat secara jelas mengenai pemimpin yang korupsi dan bahkan sudah jelas mendzalimi rakyatnya sendiri. Kita bisa melihat secara jelas para pemimpin yang diberikan amanat dan disumpahi al-quran bahkan masih berani untuk melakukan hal itu, jadi bagaimana tidak dikatakan terbelakang?

Allah swt telah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 256:Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Takut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. al-Baqarah: 256)


Tidak hanya kemerosotan yang kita perlu sadari, Sebagai Umat islam kita sering sekali mendengar kata Tauhid sebagai motif dari tindakan sebagian oknum yang justru merusak citra agama islam itu sendiri, Allah swt berfirman dalam surah At-Taubah ayat 128 yang artinya, “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”.


Keterbelakangan maupun tindakan radikal yang dilakukan oleh beberapa oknum ini mungkin bukan bagian dari ajaran agama islam namun identitas mereka yang menggangu perkembangan serta menjadi masalah dalam dunia islam. Gus mus atau Dr. K.H. Ahmad Mustofa Bisri salah satu mantan Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 2014 hingga 2015 pernah mengutarakan dalam forum “Globalising ‘Islam Nusantara’: Envisioning Indonesian Muslim Diaspora’s Role In The International Arena.” bagaimana problematika istilah “Islam Nusantara” dalam kajian tersebut beliau mengatakan tentang kerja sama dakwah di dunia barat agar lebih mengenal bahwa islam merupakan agama yang damai, dan jauh dari stigma agama radikal ketika mengikuti jejak Nabi Muhammad saw .

Mengapa islam nusantara tidak terlalu populer di kalangan barat? Mengapa suara islam radikal yang mengutamakan kekerasan yang lebih terkenal? Menurut Gus Mus, hal ini dikarenakan banyak umat Islam sendiri yang menampilkan Islam yang justru bersebrangan dengan ajaran Nabi Muhammad. “Kalau dulu ada ungkapan al-Islam mahjubun muslimin (agama Islam dikaburkan oleh pemeluknya sendiri), maka yang kini terjadi adalah al-Islam mardudun bil-muslimin (agama Islam diingkari oleh pemeluknya sendiri).”


Oleh Karena itu pertanyaan serta stigma yang beredar merupakan hasil dari umat islam atau beberapa orang yang menganggap dirinya bagian dari agama islam namun tidak mencerminkan ajaran islam yang di ajarkan oleh nabi Muhammad saw. Karena pada dasarnya ajaran dari nabi muhammad saw melalui hadits dan berbagai perannya serta kitab Al-quran itu sendiri sangatlah jauh dari kalimat dan pertanyaan di awal artikel ini.

Pembahasan di atas merupakan sebuah refleksi untuk penulis dan memang bagian dari permasalahan dunia islam sendiri, jadi mari lah kita menjauh dari golongan yang tidak mencerminkan ajaran islam dan menempatkan diri kita dalam sebuah lingkaran Ukhuwah islam dengan melanjutkan revolusi kebangkitan Dunia Islam dalam citra yang lebih Universal. sulun

Artikel : Juan farits alhamid lombok

Mungkin Anda Menyukai