Kegiatan Pengabdian Masyarakat Sebagai Sarana Melatih Kesiapan Hidup Santri Sulung Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang

Kegiatan Pengabdian Masyarakat Sebagai Sarana Melatih Kesiapan Hidup Santri Sulung Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang

Oleh : Angkatan SEMAR 2019

Kabarjatim.id | Malang -Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang merupakan pionir pondok pesantren khusus mahasiswa di Indonesia. Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang secara resmi didirikan oleh KH. Hasyim Muzadi pada tahun 1992.Salah satu tujuan dari didirikannya pesantren ini adalah untuk memfasilitasi mahasiswa agar memiliki pemahaman yang seimbang antara ilmu umum dan ilmu agama. Dalam mencapai tujuannya, Pesantren Mahasiswa Al Hikam menyelenggarakan pendidikan berbasis agama dengan mengacu pada tiga motto yaitu amaliah agama, prestasi ilmiah, dan kesiapan hidup.

Motto amaliah agama mengandung pengertian akan pentingnya ilmu agama dan akidah yang benar untuk mewujudkan akhlak yang mulia. Sedangkan motto prestasi ilmiah memiliki makna adanya motivasi kuat untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari guna kemaslahatan umat. Sementara itu, motto kesiapan hidup menekankan pentingnya kesehatan jasmani maupun rohani, kedewasaan, kematangan mental, serta keterampilan yang memadai guna menyongsong kehidupan bermasyarakat. (Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang, 2017).

Sebagai perwujudan motto pesantren, Pesantren Mahasiswa Al Hikam menyelenggarakan program Pengabdian Masyarakat (DIMAS) yang khusus diperuntukkan bagi santri sulung (kelas 4). Pada tahun 2023 ini, kegiatan pengabdian masyarakat mengusung tema “Pengembangan Desa Berkelanjutan Berbasis Penguatan Moderasi Beragama dan Potensi Lokal”. Kegitan ini dilaksanakan di tiga titik. Posko 1 berada di Desa Wonorejo, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Posko 2 di Dusun Krajan, Desa Bantur, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Sedangkan Posko 3 terletak di Dusun Durmo, Desa Bantur, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Pelaksanaan DIMAS dimulai pada 14 Juni 2023 hingga 24 Juli 2023. Dalam kegiatan ini, santri sulung dibagi ke dalam beberapa divisi, di antaranya divisi acara, divisi pengabdian, divisi humas, divisi ubudiyah, divisi keamanan, divisi PDD, divisi penelitian dan pengembangan, serta divisi rumah tangga.

Setiap divisi memiliki tupoksi masing-masing. Setiap anggota divisi disebar secara merata ke dalam setiap posko yang ada.
Sebelum terjun langsung untuk melaksanakan pengabdian masyarakat, para santri sulung diberikan pembekalan mengenai pengabdian masyarakat dalam mata dirosah/pelajaran Pembekalan Pengabdian Masyarakat (PPM). Dalam pembekalan tersebut, para santri bersama ketua pengabdian masyarakat melakukan persiapan, koordinasi, dan musyawarah mengenai pelaksanaan program pengabdian masyarakat. Dalam melaksanakan pengabdian masyarakat, santri sulung Pesantren Mahasiswa Al Hikam memiliki beberapa program kerja yang terbagi dalam dua fokus utama, yaitu keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Dalam aspek keagamaan bentuk kegiatannya adalah berupa mengajar anak-anak TPQ, istighosah, pembacaan yasin tahlil, sholawatan, pengajian kitab, serta kegiatan penyembelihan dan distribusi hewan qurban.

Sedangkan dalam aspek sosial kemasyarakatan kegiatan yang dilakukan adalah kerja bakti baik itu pengecatan pagar, bersih-bersih masjid, dan lain sebagainya.
Dalam kegiatan pengajaran anak-anak TPQ, santri sulung berperan sebagai guru/ustadz yang mengajarkan bagaimana cara membaca Al-Quran yang baik dan benar kepada anak-anak usia taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Sedangkan dalam istighosah serta pembacaan yasin tahlil santri sulung berperan sebagai imam yang memandu pembacaan yasin tahlil.

Kegiatan ini biasanya dilakukan di masjid posko pengabdian masyarakat ataupun di rumah warga sekitar. Sementara itu, dalam kegiatan pengajian kitab, salah seorang santri bertugas menyampaikan ceramah. Sementara iru, santri yang lainnya turut mendengarkan pengajian bersama degan masyarakat setempat. Dalam pengajian kitab, topik yang dibahas adalah seputar fikih, akidah, tauhid, serta hal-hal lain yang selaras dengan kehidupan sosial budaya masyarakat setempat.

Selain mengkaji ilmu agama, santri sulung juga dilatih untuk memiliki sikap toleransi terhadap perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Baik itu dalam sisi agama, budaya, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya kegiatan pengabdian masyarakat merupakan wadah bagi para santri sulung untuk belajar untuk mengerti dan memahami bagaimana hidup bermasyarakat.

kegiatan pengabdian masyarakat ini, para santri sulung dituntut untuk mampu beradaptasi dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Melalui pengabdian masyarakat, santri sulung dilatih untuk dapat mengimplementasikan keilmuan dan nilai-nilai baik yang diperoleh di pesantren maupun di perguruan tinggi. Hal ini penting dilakukan oleh santri sulung sebagai sarana untuk melatih diri dan menyongsong kesiapan hidup di masa mendatang setelah diwisuda di Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang. Lebih lanjut, kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh santri sulung Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang mendapat respon positif dari berbagai pihak, terutama masyarakat sekitar tempat dilaksanakannya pengabdian.

Sebagai tindak lanjut adanya program ini, masyarakat setempat juga berharap kegiatan pengabdian masyarakat oleh Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang dilaksanakan kembali di tahun-tahun mendatang di tempat yang sama. Hal ini penting agar manfaat program pengabdian masyarakat dapat dirasakan secara berkesinambungan.

Referensi

Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang. (2017). Profil Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang. Malang: Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang

Mungkin Anda Menyukai