Peristiwa

Stunting PR Kita Bersama, Menjadi Tema Talk Show RSUD Bangil Bersama Wabup Pasuruan

Pasuruan | Kabarjatim.id – Talk Show yang dilaksanakan di Radio Suara Pasuruan pada akhir bulan januari lalu, (31/01/23) dengan Tema Stunting PR Kita Bersama dengan Narasumber KH. Mujib Imron, SH., MH (Wabup Pasuruan), dr. Arma Roosalina, M. Kes (Direktur RSUD Bangil), dr. Deanty Ayu Putri A., Sp.A (dokter Spesialis Anak RSUD Bangil).

Stunting adalah gangguan pertumbuhan kronis pada anak akibat kekurangan nutrisi dalam waktu lama. Anak dalam kondisi stunting umumnya bertubuh lebih pendek dibanding anak seusianya. Seorang anak yang bertahan dengan kondisi ini, cenderung memiliki kemampuan belajar yang rendah dan lebih rentan terhadap penyakit.

Menurut Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, stunting dianggap sebagai kondisi yang sering tidak diakui di masyarakat. Dimana kondisi ukuran tubuh pendek adalah sesuatu yang normal dan sering kali tidak menjadi perhatian di dalam perawatan kesehatan primer.

Wakil Bupati Pasuruan KHA Mujib Imron dalam dialog interaktif untuk masyarakat sebagai perwujudan layanan Maslahat. Dalam dialog ini Gus Mujib sapaan karibnya didampingi Direktur RSUD Bangil dr Arma Roosalina dan dokter spesial anak dr Deanty Ayu Putri.

Gus Mujib menegaskan penanganan stunting ini dibutuhkan kerjasama simultan dari berbagai pihak. “Tidak hanya pemerintah daerah saja, melainkan juga melibatkan Pemerintah Desa, Tim penggerak PKK sebagai ketua Tim percepatan penurunan Stunting,” kata Wabup Mujib Imron.

Ada juga Bidan Desa sebagai penanggung jawab pemeriksa balita, Gus Mujib melanjutkan, ditunjang oleh Akademisi, pihak swasta dan masyarakat keseluruhan.

“Intinya disini semua pihak yang berkaitan harus selalu bersinergi dan berkomitmen dalam penurunan stunting di Kabupaten Pasuruan ini,” tegas Gus Mujib.

Sementara Direktur RSUD Bangil, dr Arma Roosalina ditemui ditempat yang sama menghimbau kepada seluruh masyarakat agar saling berperan dalam upaya pencegahan Stunting.

“Misalnya dengan memberikan edukasi dan pemahaman tentang pola asuh yang tepat untuk anak. Disini si ibu harus memberikan inisiasi menyusui dini dan memberikan Asi eksklusif untuk bayi hingga usianya genap 6 bulan dan lanjutan hingga usia 2 tahun,” terang Dokter Arma sapaan akrabnya.

Direktur RSUD Bangil menambahkan keberadaan klinik tumbuh kembang di RSUD Bangil dapat dimanfaatkan betul oleh para ibu yang memiliki balita.

“Disini tidak hanya pendampingan saja yang akan diberikan melainkan juga berfungsi mendeteksi dini pertumbuhan serta perkembangan anak,” imbuhnya.

“Serta memberikan simulasi tentang apa yang harus dilakukan para ibu jika ada gangguan pertumbuhan pada anaknya,” pungkas dr. Arma.(hil/red)